Fakta: Lelah Tak Berkesudahan Disebabkan Faktor Keturunan!
A
A
A
NEW DELHI - Sindrom kelelahan kronis (chronic fatigue syndrome) adalah suatu kondisi kelelahan berkepanjangan dan parah atau kelelahan yang tidak hilang . Bahkan gejala ini tidak bisa dihilangkan hanya dengan istirahat.
Banyak asumsi menyebut penyakit ini disebabkan oleh ganguan psikilogis. Akan tetapi, asumsi itu dibantahkan oleh seorang peneliti yang memuat penelitian ini.
Dalam jurnal Science Advances, para peneliti membuktikan bahwa sindrom kelelahan kronis (CFS) adalah hasil dari disfungsi imunologi. Yang berarti sebuah penyakit biologis dan bukan gangguan psikologis seperti yang dipikirkan pada umumnya.
Pemimpin penelitian Mardy Hornig, sekaligus Direktur Penelitian Translasi di Center for Infection and Immunity, Columbia University, mengatakan bahwa orang dengan CFS, bakal mengalami kelelahan yang ekstrem. Serta sulit untuk konsentrasi karena sakit kepala dan nyeri otot.
"Kami sekarang memiliki bukti bahwa jutaan orang yang mengalami penyakit ini sudah tahu bahwa CFS bukan psikologis," ujar Mardy Hornig seperti dikutip Times Of India.
Para peneliti mengidentifikasi perubahan berbeda pada kekebalan pasien yang didiagnosa dengan CFS, yang dalam medis dikenal sebagai myalgic encephalomyelitis (ME/CFS).
Mereka menggunakan metode pengujian immunoassay untuk menentukan kadar 51 biomarker kekebalan dalam sampel plasma darah, yang dikumpulkan melalui dua multicenter, yang mewakili 298 pasien dengan ME/CFS dan 348 orang sehat sebagai kontrol.
Tak hanya itu, Para peneliti juga menggunakan pola tertentu pada pasien yang memiliki penyakit itu selama sekitar tiga tahun. Pola itu tidak ditemukan pada orang yang sehat.
Jangka waktu pendek pada pasien yang mengalami penyakit itu telah meningkatkan jumlah berbagai jenis molekul kekebalan yang disebut sitokin.
Sementara itu, penulis senior W. Ian Lipkin from Columbia University's Mailman School of Public Health. Mengungkapkan gabungan yang luar biasa kuat pada sitokin itu disebut interferon gamma.
Hal itu dikaitkan dengan kelelahan yang diikuti banyak infeksi virus, termasuk virus Epstein-Barr (penyebab infeksi mononukleosis).
"Studi ini memberikan apa yang telah luput dari kita sejak lama: bukti tegas disfungsi imunologi ME/CFS dan biomarker diagnostik untuk penyakit," paparnya.
Banyak asumsi menyebut penyakit ini disebabkan oleh ganguan psikilogis. Akan tetapi, asumsi itu dibantahkan oleh seorang peneliti yang memuat penelitian ini.
Dalam jurnal Science Advances, para peneliti membuktikan bahwa sindrom kelelahan kronis (CFS) adalah hasil dari disfungsi imunologi. Yang berarti sebuah penyakit biologis dan bukan gangguan psikologis seperti yang dipikirkan pada umumnya.
Pemimpin penelitian Mardy Hornig, sekaligus Direktur Penelitian Translasi di Center for Infection and Immunity, Columbia University, mengatakan bahwa orang dengan CFS, bakal mengalami kelelahan yang ekstrem. Serta sulit untuk konsentrasi karena sakit kepala dan nyeri otot.
"Kami sekarang memiliki bukti bahwa jutaan orang yang mengalami penyakit ini sudah tahu bahwa CFS bukan psikologis," ujar Mardy Hornig seperti dikutip Times Of India.
Para peneliti mengidentifikasi perubahan berbeda pada kekebalan pasien yang didiagnosa dengan CFS, yang dalam medis dikenal sebagai myalgic encephalomyelitis (ME/CFS).
Mereka menggunakan metode pengujian immunoassay untuk menentukan kadar 51 biomarker kekebalan dalam sampel plasma darah, yang dikumpulkan melalui dua multicenter, yang mewakili 298 pasien dengan ME/CFS dan 348 orang sehat sebagai kontrol.
Tak hanya itu, Para peneliti juga menggunakan pola tertentu pada pasien yang memiliki penyakit itu selama sekitar tiga tahun. Pola itu tidak ditemukan pada orang yang sehat.
Jangka waktu pendek pada pasien yang mengalami penyakit itu telah meningkatkan jumlah berbagai jenis molekul kekebalan yang disebut sitokin.
Sementara itu, penulis senior W. Ian Lipkin from Columbia University's Mailman School of Public Health. Mengungkapkan gabungan yang luar biasa kuat pada sitokin itu disebut interferon gamma.
Hal itu dikaitkan dengan kelelahan yang diikuti banyak infeksi virus, termasuk virus Epstein-Barr (penyebab infeksi mononukleosis).
"Studi ini memberikan apa yang telah luput dari kita sejak lama: bukti tegas disfungsi imunologi ME/CFS dan biomarker diagnostik untuk penyakit," paparnya.
(sbn)